Rabu, 20 April 2016

Reklamasi

TOLAK REKLAMASI TELUK BENOA


       Bali adalah sebuah pulau di sebelah timur pulau Jawa dan di sebelah barat pulau Lombok. Luas wilayah Pulau Bali secara keseluruhan 5.632,86 km2 dan jumlah penduduknya kurang lebih 3,7 – 4 juta jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2012).

       Pulau Bali, khususnya Bali selatan saat ini arah pembangunannya seperti sudah tidak ada peraturan (tidak ada filter lagi), siapapun yang punya modal mungkin dapat melakukan apa saja di Bali selatan, dan efek samping yang dapat dijumpai dari tidak ditegakkannya arah pembangunan yang benar adalah kemacetan parah yang hampir menyerupai kemacetan di Ibu Kota, kesulitan mendapatkan air bersih bagi warga sekitar karena banyaknya hotel hotel, pemadaman bergilir, dll. Masyarakat Bali pun akan semakin terpinggirkan karena banyak bisnis yang sudah mulai dikuasai oleh investor asing.

       Di Telok Benoa, Bali Selatan ada rencana dari pengusaha membuat sebuah pulau baru seluas 883 hektare yang akan dijadikan sebuah tempat semacam Disney Land, sirkuit formula 1, lapangan golf, ratusan hotel dan villa. Dapat dibayangkan Bali selatan yang kini sudah sumpek akan bertambah sumpek jika reklamasi teluk benoa tetap dilakukan akibat bertambahnya ratusan ribu tenaga kerja.

       Mereka (investor) berdalih bahwa pembangunan ini demi ekonomi namun menurut saya semua itu adalah omong kosong karena yang mendapatkan efeknya hanyalah para investor itu sendiri.

       Saya termasuk bagian dari orang orang yang kontra dengan reklamasi di Teluk Benoa ini karena menurut saya lebih banyak dampak negatifnya dibandingkan positifnya.

       Untuk saat ini sudah banyak upaya upaya yang dilakukan warga Bali maupun dari luar Bali untuk menolak reklamasi, seperti membuat gerakan di media sosial dengan dengan cara membuat tagar #Balitolakreklamasi, membuat kaos dengan tema tolak reklamasi, sampai aksi turun ke jalan.

       Para musisi, komedian, sampai para pelajar pun tidak mau tinggal diam, mereka ikut melakukan aksi tolak reklamasi mulai dari membuat acara pertunjukan musik dan diselingi dengan aksi protes.

       Seperti Superman Is Dead dan Iwan Fals yang sangat gencar melakukan aksi tolak reklamasi, sudah seharusnya masyarakat dapat berpikir kritis dan dapat memilih mana yang lebih baik demi mensejahterakan kehidupan rakyat.

Kamis, 07 April 2016

TRIP TO Mt. CIKURAY

Untuk melepas stress dan mengisi libur setelah UAS kami dari perkumpulan "Mesin Petualang" melakukan perjalanan ke gunung Cikuray, Garut. Pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 2015.



Dengan meeting point atau titik kumpul di masjid Terminal Kampung Rambutan, meeting point ini disetujui mengingat kami tidak berasal dari satu daerah melainkan berbagai wilayah, ada yang dari Bekasi, Tangerang Selatan, Bogor, dan Depok. 

Di pamflet terlihat jam untuk berkumpul adalah 16.00 WIB atau jam 4 sore pada tanggal 29 Mei, namun seperti kebanyakan anak muda jaman sekarang, yaitu memiliki jam karet. Nyatanya hanya 2 orang yang sudah datang dari jam 4 sore sisanya ngaret semua bahkan ada yang baru datang jam 10 malam.

Kami mencari bis tujuan ke garut, dan untungnya tidak sulit untuk mendapatkan bis dengan tempat duduk yang masih kosong.


DAY 1 (30 Mei 2015)

Sesampainya di Garut kami turun di pom bensin Tanjung, di sini sudah banyak mobil pickup yang menjajakan jasa untuk mengantar ke tempat tempat tertentu bagi para pendaki, kami memilih salah satu dari sekian banyak mobil pickup disana dan meminta sang sopir untuk mengantar ke Pos Pemancar, Pos Pemancar adalah salah satu pos awal pendakian untuk menuju ke puncak gunung Cikuray.

langit masih gelap, angin malam yang dingin seakan menusuk badan hingga ke tulang. Namun semua itu tidak seberapa dibanding indahnya pemandangan dari atas mobil pickup tanpa atap, bintang bintang bertaburan sangat indah, di kiri - kanan jalan dipenuhi kebun teh, jalan yang hanya cukup untuk satu buah mobil dan tanpa penerangan jalan sedikitpun membuat mata semakin jelas untuk melihat bintang.

sampai di Pos Pemancar kami singgah disebuah warung dengan tempat duduk terbuat dari kayu, tidur sejenak sambil mengisi tenaga yang akan dikuras esok harinya

Cahaya Matahari muncul malu malu, namun kami sedikit kecewa dengan langit yang ternyata tidak mendukung dengan memberikan awan mendung, kami berharap agar sekitar jam 7 pagi awan mendung akan menghilang dan harapan kami ternyata tidak sia - sia, cuaca menjadi cerah dengan sinar matahari yang mentereng.

kiri - kanan : Irana, Rommy, Elzar (penulis), Dean, Dede, Herdiana, Luqman, Raffi, Rozi
bawah : Surya, Handika

Ini adalah foto pagi hari pertama saat akan memulai pendakian ke gunung Cikuray, terlihat pakaian masih rapih dan bersih.



Ditengah perjalanan mendaki kami menemukan kendala yaitu ternyata tidak ada sumber air minum sampai ke puncak, padahal menurut info beberapa orang yang pernah ke gunung ini terdapat mata air di track mendaki, kemudian kami bertanya kepada beberapa orang yang melintas, jawaban mereka adalah mata air yang selama ini digunakan oleh para pendaki ternyata sudah kering.

Lalu kami mengambil tindakan dengan memecah perjalanan menjadi 2 kelompok, kelompok pertama jalan menuju ke puncak lalu membangun tenda secepatnya dan kelompok kedua turun ke pos Pemancar untuk mengambil air. Barang barang dari carrier (tas gunung) kelompok yang turun mengambil air dimasukkan ke dalam carrier kelompok yang naik kepuncak sehingga air dapat dibawa lebih banyak oleh kelompok yang turun.

Hari sudah gelap namun kami masih belum juga mencapai puncak dan akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 7, kemudian sekitar jam 9 malam akhirnya kami berkumpul juga dengan kelompok yang turun mengambil air.

Badan lelah, energi terkuras, kami pun memasak untuk makan malam dan membuat minuman menghangatkan tubuh, selesai makan kami langsung tidur sampai pagi hari.


DAY 2 (31 Mei 2015)

Bangun pagi dengan tenaga yang sudah terisi dan badan terasa segar walaupun tidur belum puas, kami membuat sarapan untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan.


Foto suasana tempat camp di pos 7

selesai makan kami berfoto foto lalu kemudian berkemas untuk bersiap melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Cikuray.

kiri-kanan : Herdiana, Irana, Elzar (penulis)


BUNG TOMO (SUTOMO)

BUNG TOMO (SUTOMO)



Sutomo (lahir di SurabayaJawa Timur3 Oktober 1920 – meninggal di Padang ArafahArab Saudi7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun) lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda dengan pidato heroiknya yang membakar semangat arek-arek Suroboyo melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang.
Ibunya berdarah campuran Jawa TengahSunda, dan Madura. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.

Sutomo pernah menjadi seorang jurnalis yang sukses. Kemudian ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Ketika ia terpilih pada 1944 untuk menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya, yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa. Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi.
Meskipun Indonesia kalah dalam Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an, namun ia tidak merasa bahagia dan kemudian menghilang dari panggung politik. Pada akhir masa pemerintahan Soekarno dan awal pemerintahan Suharto yang mula-mula didukungnya, Sutomo kembali muncul sebagai tokoh nasional.
Padahal, berbagai jabatan kenegaraan penting pernah disandang Bung Tomo. Ia pernah menjabat Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR pada 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.
Namun pada awal 1970-an, ia kembali berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara dengan keras terhadap program-program Suharto sehingga pada 11 April 1978 ia ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya yang keras. Baru setahun kemudian ia dilepaskan oleh Suharto. Meskipun semangatnya tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk bersikap vokal.
Ia masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya.
Sutomo sangat bersungguh-sungguh dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sutomo

HANOMAN

HANOMAN


Hanoman (Sanskerta: हनुमान्; Hanumān) atau Hanumat (Sanskerta: हनुमत्; Hanumat), juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali danSugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.

Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa JawaSinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.

Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjataRama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.

Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup. Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya di jawa bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Hanoman

KETOPRAK

KETOPRAK


Saya memilih ketoprak untuk menjadi makanan favorit karena memang saya suka dengan makanan yang satu ini.

Dapat dilihat digambar, ada lontong, bihun, toge, tahu, dan telur semua menjadi satu didalam sebuah piring dengan balutan saus kacang yang sangat menggugah selera, ditambah kerupuk yang krispi dan krenyes krenyes saat dikunyah membuat nafsu makan semakin menjadi.